JASA KONSULTAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PT WAHANA INTI SELARAS

JASA KONSULTAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PT WAHANA INTI SELARAS (WISEL)

Feasibility Study Wisel Group

Definisi Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Wahana Inti Selaras (WISEL)

Feasibility Study Wisel Group | Kami memiliki layanan unggulan yang menyediakan ahli atau konsultan untuk melakukan analisis menyeluruh terkait kelayakan suatu proyek atau investasi. Feasibility study atau studi kelayakan adalah suatu penilaian komprehensif yang mencakup berbagai aspek, seperti ekonomi, teknis, keuangan, hukum, sosial, dan lingkungan, untuk menilai apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan sukses. Penyusunan feasibility study ini melibatkan tim ahli multidisiplin yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang-bidang tertentu yang relevan dengan proyek tersebut. Tujuan utama dari penyusunan feasibility study adalah memberikan informasi yang akurat dan terperinci kepada pemangku kepentingan, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang informasional dan berbasis fakta tentang kelanjutan atau penghentian proyek.

Dalam konteks Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study), tugas konsultan atau ahli biasanya mencakup:

  1. Pengumpulan Data: Mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisis, termasuk data ekonomi, teknis, keuangan, dan lainnya.
  2. Analisis Mendalam: Melakukan analisis menyeluruh terkait aspek-aspek kritis proyek, seperti pasar, teknologi, dan keuangan.
  3. Pemodelan Keuangan: Membuat proyeksi keuangan yang akurat dan melakukan analisis pengembalian investasi.
  4. Evaluasi Risiko: Mengidentifikasi risiko-risiko potensial yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek dan menyusun strategi mitigasi.
  5. Penyusunan Laporan: Menyajikan hasil analisis dalam bentuk laporan lengkap dengan rekomendasi dan kesimpulan.

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) menjadi penting karena membantu pihak-pihak terkait untuk memahami lebih baik potensi dan risiko suatu proyek, serta memastikan bahwa keputusan investasi didasarkan pada pemahaman yang menyeluruh dan analisis yang akurat.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study)?

Silahkan kontak ke nomor +62 822-3333-3724 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Manfaat Studi Kelayakan (Feasibility Study) bagi PT Wahana Inti Selaras (WISEL)

Studi Kelayakan (Feasibility Study) bagi PT Wahana Inti Selaras (WISEL) dapat memberikan sejumlah manfaat yang krusial dalam menginformasikan keputusan investasi dan implementasi proyek atau inisiatif bisnis. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Studi Kelayakan bagi PT WISEL:

  1. Keputusan Investasi yang Terinformasi: Studi Kelayakan memberikan informasi yang mendalam tentang proyek atau inisiatif bisnis yang sedang dievaluasi. Hal ini membantu manajemen PT WISEL membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi dan rasional.
  2. Minimalkan Risiko Finansial: Analisis keuangan dalam Studi Kelayakan membantu dalam mengidentifikasi risiko-risiko finansial yang mungkin terkait dengan proyek. Ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan strategi mitigasi dan mengurangi risiko kerugian finansial.
  3. Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya: Studi Kelayakan membantu dalam mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efisien. Ini termasuk sumber daya manusia, finansial, dan teknologi yang dapat dioptimalkan untuk mendukung proyek.
  4. Pemahaman Pasar yang Mendalam: Melalui analisis pasar dalam Studi Kelayakan, PT WISEL dapat memahami dengan lebih baik pasar targetnya, kebutuhan pelanggan, tren pasar, dan potensi pesaing. Ini membantu dalam merancang strategi pemasaran yang efektif.
  5. Pengelolaan Risiko yang Efektif: Analisis risiko dalam Studi Kelayakan membantu PT WISEL mengidentifikasi dan menilai potensi risiko proyek. Dengan pemahaman ini, perusahaan dapat mengembangkan strategi pengelolaan risiko yang efektif.
  6. Pembenaran Investasi: Laporan Studi Kelayakan memberikan pembenaran investasi yang jelas dan terukur. Ini membantu memastikan bahwa setiap investasi yang dilakukan oleh PT WISEL memiliki potensi untuk memberikan hasil yang diinginkan.
  7. Perencanaan Operasional yang Efisien: Studi Kelayakan membantu dalam merencanakan operasional proyek atau inisiatif bisnis. Ini termasuk perencanaan sumber daya manusia, infrastruktur, dan prosedur operasional yang diperlukan.
  8. Pemahaman yang Mendalam terhadap Dampak Sosial dan Lingkungan: Evaluasi dampak sosial dan lingkungan dalam Studi Kelayakan memastikan bahwa PT WISEL memahami konsekuensi proyek terhadap masyarakat dan lingkungan. Ini penting untuk menciptakan proyek yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.
  9. Peningkatan Dukungan Pemangku Kepentingan: Melibatkan pemangku kepentingan utama selama Studi Kelayakan dapat meningkatkan dukungan mereka terhadap proyek. Pemahaman dan pertimbangan terhadap kebutuhan mereka dapat memperkuat hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingan.
  10. Peningkatan Reputasi Perusahaan: Dengan memberikan bukti bahwa keputusan investasi dan implementasi proyek didasarkan pada analisis yang cermat, PT WISEL dapat meningkatkan reputasinya sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dan transparan.
  11. Kepatuhan Hukum dan Perizinan: Studi Kelayakan membantu memastikan bahwa proyek atau inisiatif bisnis PT WISEL berada dalam batas-batas hukum dan memiliki perizinan yang diperlukan.
  12. Peningkatan Efisiensi Operasional: Dengan pemahaman yang lebih baik tentang proyek, PT WISEL dapat meningkatkan efisiensi operasional melalui perencanaan dan implementasi yang tepat.

Secara keseluruhan, Studi Kelayakan memberikan fondasi yang kuat untuk membuat keputusan bisnis yang cerdas dan terukur, meminimalkan risiko, dan meningkatkan peluang kesuksesan proyek atau inisiatif bisnis bagi PT Wahana Inti Selaras.

Komponen Penyusunan Feasibility Study WISEL Group (PT Wahana Inti Selaras)

Penyusunan Feasibility Study (Studi Kelayakan) untuk WISEL Group (PT Wahana Inti Selaras) melibatkan sejumlah komponen kunci yang membantu dalam menganalisis dan mengevaluasi kelayakan proyek atau inisiatif bisnis. Berikut adalah komponen-komponen tersebut:

KOMPONEN KETERANGAN

Ringkasan Eksekutif

Penjelasan singkat tentang proyek, tujuan utama, dan kesimpulan dari studi kelayakan.

Latar Belakang Proyek

Konteks dan sejarah proyek. Alasan untuk melaksanakan proyek.

Analisis Pasar

Studi pasar yang mencakup ukuran pasar, pertumbuhan, dan tren. Profil pelanggan dan pesaing. Strategi pemasaran dan penjualan.

Analisis Teknis

Rincian teknis tentang cara proyek akan diimplementasikan. Evaluasi infrastruktur, teknologi, dan persyaratan teknis lainnya.

Analisis Keuangan

Proyeksi keuangan, termasuk estimasi biaya dan pendapatan. Pengembalian investasi (ROI) dan analisis pengembalian modal. Penilaian nilai sekarang bersih (NPV) dan tingkat pengembalian internal (IRR).

Analisis Risiko

Identifikasi risiko-risiko potensial yang mungkin dihadapi proyek. Strategi mitigasi risiko dan rencana cadangan.

Analisis Hukum dan Regulasi

Tinjauan hukum dan regulasi yang berhubungan dengan proyek. Kepatuhan dengan peraturan setempat dan internasional.

Analisis Sosial dan Lingkungan

Dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul dari proyek. Kepatuhan dengan norma-norma lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Jadwal Pelaksanaan

Rencana waktu untuk implementasi proyek. Pemilihan tahapan proyek dan jadwal pelaksanaan.

Pembiayaan dan Sumber Dana

Rencana pembiayaan proyek. Identifikasi sumber-sumber dana dan cara mengaksesnya.

Manajemen Proyek

Struktur organisasi proyek dan tugas-tugas tim manajemen. Rencana manajemen risiko dan mitigasi.

Rekomendasi dan Kesimpulan

Kesimpulan dari analisis kelayakan. Rekomendasi apakah proyek sebaiknya dilanjutkan atau tidak.

Lampiran

Data pendukung, perhitungan, dan dokumen-dokumen lain yang mendukung analisis feasibility study.

Penting untuk dicatat bahwa komponen-komponen ini dapat bervariasi tergantung pada jenis proyek dan industri tertentu. Namun, umumnya, penyusunan feasibility study mencakup kombinasi elemen-elemen ini untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kelayakan dan potensi sukses proyek.

Tahapan Menyusun Studi Kelayakan Bisnis (Feasibility Study) PT Wahana Inti Selaras (WISEL)

Tahapan penyusunan Studi Kelayakan Bisnis (Feasibility Study) untuk PT Wahana Inti Selaras (WISEL) melibatkan serangkaian langkah yang sistematis untuk mengevaluasi kelayakan dan potensi keberhasilan proyek atau inisiatif bisnis. Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam menyusun Studi Kelayakan Bisnis:

  1. Identifikasi Kebutuhan dan Tujuan: Menentukan kebutuhan bisnis dan tujuan utama dari proyek atau inisiatif bisnis yang akan dievaluasi.
  2. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder: Mengumpulkan data primer melalui wawancara, survei, atau pengamatan langsung. Selain itu, mengumpulkan data sekunder dari sumber-sumber seperti literatur, studi kasus, dan laporan industri.
  3. Analisis SWOT: Menganalisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman yang mempengaruhi proyek atau inisiatif bisnis.
  4. Analisis PESTLE: Menilai faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum yang dapat mempengaruhi proyek.
  5. Penentuan Ruang Lingkup dan Batasan: Menyusun ruang lingkup Studi Kelayakan dengan mengidentifikasi parameter dan batasan proyek.
  6. Identifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder): Mengidentifikasi dan melibatkan pemangku kepentingan yang relevan dalam proyek atau inisiatif bisnis.
  7. Analisis Pasar dan Pesaing: Menganalisis pasar target, ukuran pasar, potensi pertumbuhan, tren, dan pesaing di industri terkait.
  8. Analisis Kelayakan Teknis: Menilai kelayakan teknis proyek, termasuk infrastruktur yang diperlukan, teknologi yang akan digunakan, dan kemampuan teknis perusahaan.
  9. Analisis Kelayakan Keuangan: Membuat proyeksi keuangan, termasuk estimasi biaya dan pendapatan, analisis investasi, tingkat pengembalian investasi (ROI), dan net present value (NPV).
  10. Analisis Kelayakan Operasional: Menganalisis kelayakan operasional, termasuk proses operasional, kebutuhan sumber daya manusia, dan kemampuan operasional perusahaan.
  11. Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan: Menilai dampak proyek terhadap masyarakat dan lingkungan, serta merencanakan upaya untuk meminimalkan dampak negatif.
  12. Rencana Manajemen Risiko: Menganalisis potensi risiko yang mungkin terkait dengan proyek dan merencanakan strategi pengelolaan risiko.
  13. Rencana Implementasi: Menyusun rencana langkah-langkah pelaksanaan proyek, termasuk alokasi sumber daya, jadwal, dan tanggung jawab.
  14. Rencana Bisnis: Menyusun rencana bisnis yang mencakup strategi pemasaran, operasional, keuangan, dan pengembangan produk atau layanan.
  15. Pembenaran Investasi: Membangun pembenaran investasi berdasarkan hasil analisis keuangan dan manfaat yang diantisipasi.
  16. Kesimpulan dan Rekomendasi: Merangkum temuan Studi Kelayakan dan memberikan rekomendasi apakah proyek atau inisiatif bisnis layak untuk dilaksanakan.
  17. Dokumentasi dan Laporan: Menyusun laporan resmi yang mencakup semua aspek Studi Kelayakan, termasuk temuan, analisis, dan rekomendasi.

Penting untuk memahami bahwa setiap proyek atau inisiatif bisnis memiliki karakteristik unik, sehingga tahapan dan fokus Studi Kelayakan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan spesifik PT Wahana Inti Selaras.

Dampak Positif Studi Kelayakan (Feasibility Study) bagi PT Wahana Inti Selaras (WISEL)

Studi Kelayakan (Feasibility Study) yang dilakukan oleh PT Wahana Inti Selaras (WISEL) dapat memberikan sejumlah dampak positif bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa dampak positif yang mungkin diperoleh dari pelaksanaan Studi Kelayakan:

Dengan menerapkan Studi Kelayakan secara komprehensif, WISEL dapat merencanakan dan melaksanakan proyek atau inisiatif bisnis dengan lebih baik, memaksimalkan peluang sukses dan mengurangi risiko potensial.

Dampak Jika Perusahaan Gagal Menerapkan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Wahana Inti Selaras (WISEL)

Jika PT Wahana Inti Selaras (WISEL) gagal menerapkan Studi Kelayakan (Feasibility Study) dengan baik, berbagai dampak negatif dapat timbul, termasuk:

  1. Kerugian Finansial: Tanpa melakukan Studi Kelayakan yang cermat, perusahaan berisiko menghadapi kerugian finansial yang signifikan. Keputusan investasi yang tidak terinformasi dapat menyebabkan biaya proyek melonjak melebihi perkiraan atau pengembalian investasi yang lebih rendah dari yang diharapkan.
  2. Tingkat Kegagalan Proyek yang Tinggi: Tanpa penilaian yang menyeluruh tentang kelayakan proyek, perusahaan dapat meluncurkan proyek atau inisiatif bisnis yang tidak memadai persiapan atau dukungan. Hal ini dapat meningkatkan risiko kegagalan proyek secara keseluruhan.
  3. Ketidakmampuan Memenuhi Harapan Pelanggan: Tanpa penelitian pasar yang memadai, perusahaan mungkin tidak memahami dengan baik kebutuhan dan harapan pelanggan. Ini dapat menyebabkan pengembangan produk atau layanan yang tidak sesuai dengan permintaan pasar, menyebabkan kegagalan pemasaran.
  4. Reputasi yang Merosot: Kegagalan proyek atau peluncuran produk yang kurang berhasil dapat merusak reputasi perusahaan di mata pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya. Reputasi yang buruk dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan dan kepercayaan pasar.
  5. Waktu dan Sumber Daya Terbuang: Proyek yang tidak terkendali atau tidak berhasil seringkali menghasilkan pemborosan waktu dan sumber daya. Kegagalan proyek dapat memaksa perusahaan untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mengatasi masalah atau bahkan menutup proyek secara keseluruhan.
  6. Peningkatan Risiko Hukum: Jika perusahaan meluncurkan produk atau layanan tanpa melakukan evaluasi risiko secara menyeluruh, ini dapat meningkatkan risiko hukum. Pelanggaran peraturan atau ketidakpatuhan terhadap standar dapat berpotensi menyebabkan sanksi hukum.
  7. Ketidakstabilan Keuangan: Kesalahan dalam proyeksi keuangan dan estimasi biaya dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan perusahaan. Kesalahan ini dapat mempengaruhi arus kas dan mengancam keberlanjutan operasional.
  8. Pemutusan Hubungan dengan Pemangku Kepentingan: Gagalnya sebuah proyek atau inisiatif bisnis dapat memicu ketidakpercayaan dan ketidakpuasan di antara pemangku kepentingan, termasuk investor, karyawan, dan mitra bisnis. Hal ini dapat memutuskan hubungan yang berpotensi memberikan dukungan dan kesempatan kerjasama di masa depan.
  9. Pemotongan Anggaran untuk Proyek Masa Depan: Setelah pengalaman kegagalan, manajemen dan pemegang saham mungkin menjadi lebih hati-hati dalam memberikan anggaran untuk proyek masa depan. Ini dapat membatasi kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi atau ekspansi.
  10. Ketidakpastian Strategis: Tanpa Studi Kelayakan yang baik, perusahaan mungkin kehilangan pandangan strategis jangka panjangnya. Ini dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar atau tren industri.

Sebagai langkah pencegahan, penting bagi PT Wahana Inti Selaras untuk melakukan Studi Kelayakan dengan hati-hati sebelum meluncurkan proyek atau inisiatif bisnis baru. Studi Kelayakan yang solid dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko dan memastikan bahwa perusahaan membuat keputusan investasi yang berdasarkan analisis yang matang.

Alat Analisis yang Digunakan Menyusun Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Wahana Inti Selaras (WISEL)

Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis (Feasibility Study) PT Wahana Inti Selaras (WISEL) melibatkan sejumlah alat analisis untuk mengevaluasi aspek-aspek kritis dari proyek atau inisiatif bisnis. Berikut adalah beberapa alat analisis yang mungkin digunakan:

ANALISIS KETERANGAN

Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat mempengaruhi proyek. Manfaatnya Memberikan pemahaman menyeluruh tentang faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek.

 Analisis PESTEL

Analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal) membantu dalam memahami faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi proyek. Manfaatnya Mengidentifikasi faktor makro yang dapat memengaruhi kelayakan proyek.

Analisis Pasar

Melibatkan analisis ukuran pasar, tren, dan perilaku konsumen. Ini bisa mencakup analisis segmentasi pasar, analisis pesaing, dan penilaian permintaan. Manfaatnya Menilai potensi pasar dan strategi pemasaran yang diperlukan.

Analisis Teknis

Menilai kemampuan teknis proyek untuk diimplementasikan, termasuk infrastruktur, teknologi, dan metode kerja. Manfaatnya Menjamin kelayakan teknis dan keberhasilan implementasi proyek.

Analisis Keuangan

Menyusun proyeksi keuangan yang mencakup biaya investasi, biaya operasional, dan pendapatan yang diharapkan. Metode evaluasi keuangan seperti NPV, IRR, dan payback period juga digunakan. Manfaatnya Menilai kelayakan finansial dan potensi keuntungan proyek.

Analisis Risiko

Identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko yang mungkin terkait dengan proyek. Manfaatnya Mengurangi ketidakpastian dan mempersiapkan rencana untuk mengatasi risiko yang mungkin muncul.

 Analisis Manajemen

Menganalisis keahlian dan pengalaman tim manajemen yang terlibat dalam proyek. Manfaatnya Menilai kemampuan tim manajemen untuk mengelola proyek dengan sukses.

 Analisis Sensitivitas

Melibatkan pengujian sensitivitas terhadap perubahan dalam variabel-variabel kunci, seperti biaya, harga, dan volume penjualan. Manfaatnya Menilai seberapa sensitif hasil proyek terhadap perubahan kondisi pasar atau operasional.

Analisis Legal dan Regulatori

Menganalisis aspek hukum dan regulasi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek. Manfaatnya Memastikan kelayakan hukum proyek dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

 Analisis Kelayakan Sosial dan Lingkungan

Menilai dampak sosial dan lingkungan yang mungkin dihasilkan oleh proyek. Manfaatnya Memastikan bahwa proyek diimplementasikan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Pemilihan alat analisis yang tepat tergantung pada karakteristik spesifik proyek dan lingkungan bisnis. Kombinasi yang baik dari alat-alat ini membantu dalam menyusun feasibility study yang komprehensif dan mendalam.

Metode dan Kerangka Berpikir Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Wahana Inti Selaras (WISEL)

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) adalah langkah penting dalam mengevaluasi keberlanjutan dan kelayakan suatu proyek bisnis. Berikut adalah metode dan kerangka berpikir yang dapat digunakan dalam menyusun Studi Kelayakan untuk PT Wahana Inti Selaras (WISEL):

Metode Penyusunan Feasibility Study:

1. Analisis Deskriptif:

  • Mengumpulkan informasi dan data mengenai proyek atau usaha yang akan dievaluasi.
  • Mendeskripsikan dengan detail karakteristik proyek, tujuan, dan latar belakangnya.

2. Analisis SWOT:

  • Mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang mungkin mempengaruhi proyek.
  • Memberikan gambaran menyeluruh tentang faktor internal dan eksternal yang relevan.

3. Analisis PESTEL:

  • Menganalisis faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum yang dapat mempengaruhi proyek.
  • Membantu dalam memahami konteks makro lingkungan bisnis.

4. Analisis Pasar:

  • Menilai ukuran pasar, tren, dan potensi pertumbuhan.
  • Menggunakan teknik seperti analisis segmentasi pasar dan analisis pesaing.

5. Analisis Teknis:

  • Menilai kemampuan teknis proyek untuk diimplementasikan.
  • Menganalisis teknologi yang akan digunakan, infrastruktur yang dibutuhkan, dan aspek teknis lainnya.

6. Analisis Keuangan:

  • Menyusun proyeksi keuangan yang mencakup biaya investasi, biaya operasional, dan pendapatan yang diharapkan.
  • Menggunakan metode evaluasi keuangan seperti NPV, IRR, dan payback period.

7. Analisis Risiko:

  • Mengidentifikasi dan menilai risiko yang mungkin terkait dengan proyek.
  • Mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk mengurangi dampak negatif.

8. Analisis Manajemen:

  • Menilai keterampilan dan pengalaman tim manajemen yang terlibat dalam proyek.
  • Menganalisis struktur organisasi dan proses manajemen.

9. Analisis Hukum dan Regulasi:

  • Menilai kesiapan proyek terhadap aspek hukum dan regulasi yang berlaku.
  • Menyusun rencana kepatuhan hukum dan perizinan yang diperlukan.

Kerangka Berpikir Penyusunan Feasibility Study:

  1. Pendahuluan: Menjelaskan latar belakang dan tujuan penyusunan FS.
  2. Deskripsi Proyek: Mendeskripsikan proyek atau usaha yang akan dievaluasi.
  3. Analisis Lingkungan Eksternal: Melibatkan analisis PESTEL untuk memahami faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proyek.
  4. Analisis Internal: Melakukan analisis SWOT untuk mengevaluasi faktor-faktor internal yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek.
  5. Analisis Pasar: Menilai potensi pasar, permintaan, dan pesaing.
  6. Analisis Teknis: Menganalisis aspek teknis proyek dan memastikan kelayakan implementasi.
  7. Analisis Keuangan: Menyusun proyeksi keuangan dan melakukan evaluasi keuangan.
  8. Analisis Risiko: Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang mungkin terkait dengan proyek.
  9. Analisis Manajemen: Menganalisis kemampuan dan pengalaman tim manajemen.
  10. Analisis Hukum dan Regulasi: Menilai aspek hukum dan regulasi yang berkaitan dengan proyek.
  11. Rekomendasi dan Kesimpulan: Menyusun rekomendasi berdasarkan hasil analisis dan merumuskan kesimpulan.
  12. Ringkasan Eksekutif: Memberikan ringkasan singkat dari seluruh FS.
  13. Dokumentasi dan Presentasi: Menyusun dokumen FS dan menyajikannya dalam bentuk presentasi kepada pemangku kepentingan.

Penting untuk menyesuaikan kerangka berpikir dan metode dengan kebutuhan spesifik proyek atau usaha yang dievaluasi. Hal ini akan memastikan bahwa penyusunan feasibility study dilakukan dengan akurat dan memberikan hasil yang relevan.

Lama Waktu Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Wahana Inti Selaras (WISEL)

Faktor-faktor yang mempengaruhi lama waktu penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study):

  1. Ukuran dan Kompleksitas Proyek: Proyek yang lebih besar atau lebih kompleks biasanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk analisis dan evaluasi. Sebuah proyek yang melibatkan banyak variabel dan aspek akan membutuhkan waktu lebih lama daripada proyek yang lebih sederhana.
  2. Ketersediaan Data dan Informasi: Ketersediaan data yang diperlukan untuk analisis dapat mempengaruhi waktu pengerjaan. Jika data harus dikumpulkan atau jika informasi yang diperlukan tidak mudah diakses, ini bisa memperpanjang proses.
  3. Keterlibatan Pihak-Pihak Terkait: Keterlibatan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti tim manajemen, ahli teknis, dan pemangku kepentingan lainnya, dapat memengaruhi kecepatan penyusunan FS. Proses koordinasi yang baik dapat mempercepat pengerjaan.
  4. Kualitas Pekerjaan Tim Penyusun: Kemampuan dan pengalaman tim penyusun FS juga memainkan peran penting dalam menentukan seberapa cepat FS dapat diselesaikan. Tim yang terampil dan berpengalaman mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien.
  5. Kemampuan Keuangan Perusahaan: Kemampuan finansial perusahaan untuk menyediakan sumber daya, termasuk anggaran dan personel yang diperlukan, dapat memengaruhi tempo pengerjaan. Sumber daya yang memadai dapat mempercepat proses.
  6. Ketepatan Waktu Pengambilan Keputusan: Kecepatan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dan pemangku kepentingan lainnya dapat memengaruhi jalannya proyek. Setiap keterlambatan dalam pengambilan keputusan dapat memperlambat progres.

Secara umum, penyusunan feasibility study dapat memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada faktor-faktor di atas. Dalam beberapa kasus, mungkin juga diperlukan iterasi atau revisi untuk memastikan bahwa feasibility study mencerminkan dengan baik kondisi aktual dan proyeksi ke depan. Penting untuk mengalokasikan waktu yang memadai untuk menyusun feasibility study dengan cermat, karena hasilnya dapat memiliki dampak besar pada keberhasilan proyek di masa depan.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study)?

Silahkan kontak ke nomor +62 822-3333-3724 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.