JASA KONSULTAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PT ELNUSA TBK

JASA KONSULTAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PT ELNUSA TBK

Feasibility Study PT Elnusa

Definisi Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Elnusa Tbk

Feasibility Study PT Elnusa Tbk | Kami mempunyai layanan unggulan yang menyediakan ahli atau konsultan untuk melakukan analisis menyeluruh terkait kelayakan suatu proyek atau investasi. Feasibility study atau studi kelayakan adalah suatu penilaian komprehensif yang mencakup berbagai aspek, seperti ekonomi, teknis, keuangan, hukum, sosial, dan lingkungan, untuk menilai apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan sukses. Penyusunan feasibility study ini melibatkan tim ahli multidisiplin yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang-bidang tertentu yang relevan dengan proyek tersebut. Tujuan utama dari penyusunan feasibility study adalah memberikan informasi yang akurat dan terperinci kepada pemangku kepentingan, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang informasional dan berbasis fakta tentang kelanjutan atau penghentian proyek.

Dalam konteks Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study), tugas konsultan atau ahli biasanya mencakup:

  1. Pengumpulan Data: Mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisis, termasuk data ekonomi, teknis, keuangan, dan lainnya.
  2. Analisis Mendalam: Melakukan analisis menyeluruh terkait aspek-aspek kritis proyek, seperti pasar, teknologi, dan keuangan.
  3. Pemodelan Keuangan: Membuat proyeksi keuangan yang akurat dan melakukan analisis pengembalian investasi.
  4. Evaluasi Risiko: Mengidentifikasi risiko-risiko potensial yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek dan menyusun strategi mitigasi.
  5. Penyusunan Laporan: Menyajikan hasil analisis dalam bentuk laporan lengkap dengan rekomendasi dan kesimpulan.

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) menjadi penting karena membantu pihak-pihak terkait untuk memahami lebih baik potensi dan risiko suatu proyek, serta memastikan bahwa keputusan investasi didasarkan pada pemahaman yang menyeluruh dan analisis yang akurat.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study)?

Silahkan kontak ke nomor +62 822-3333-3724 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Manfaat Studi Kelayakan (Feasibility Study) bagi PT Elnusa Tbk

Studi kelayakan (feasibility study) memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi perusahaan seperti PT Elnusa Tbk. Berikut adalah beberapa manfaat dari penyusunan studi kelayakan untuk perusahaan ini:

  1. Pembenaran Investasi: Studi kelayakan membantu membenarkan keputusan investasi dengan memberikan gambaran yang jelas tentang potensi keuntungan, risiko, dan dampak finansial proyek yang diusulkan.
  2. Minimalkan Risiko: Analisis risiko yang terdapat dalam studi kelayakan membantu mengidentifikasi dan mengelola potensi risiko yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek, sehingga meminimalkan risiko kerugian.
  3. Keputusan yang Terinformasikan: Memberikan dasar informasi yang kuat bagi manajemen perusahaan dalam membuat keputusan strategis terkait investasi atau pelaksanaan proyek.
  4. Optimasi Sumber Daya: Memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan menyediakan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan alokasi yang diperlukan untuk proyek.
  5. Perencanaan yang Lebih Baik: Studi kelayakan membantu dalam perencanaan proyek yang lebih baik dengan menyusun jadwal, anggaran, dan sumber daya yang tepat sesuai dengan tujuan perusahaan.
  6. Penilaian Lingkungan dan Sosial: Mengevaluasi dampak proyek terhadap lingkungan dan masyarakat serta merancang strategi untuk meminimalkan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif.
  7. Pemahaman Pasar: Melalui analisis pasar dalam studi kelayakan, perusahaan dapat memahami lebih baik kebutuhan dan preferensi pelanggan, serta persaingan di pasar yang dituju.
  8. Pengembangan Strategi Bisnis: Studi kelayakan membantu perusahaan mengembangkan strategi bisnis yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan mendukung pertumbuhan perusahaan.
  9. Daya Tarik Investor: Laporan studi kelayakan yang positif dapat meningkatkan daya tarik perusahaan bagi investor dan pihak-pihak yang berpotensi terlibat dalam pendanaan proyek.
  10. Peningkatan Peluang Kesuksesan: Dengan mempertimbangkan semua aspek proyek secara cermat, studi kelayakan meningkatkan peluang kesuksesan proyek dan meminimalkan kemungkinan kegagalan.
  11. Peningkatan Citra Perusahaan: Menyusun studi kelayakan dengan cermat mencerminkan profesionalisme dan komitmen perusahaan terhadap pengelolaan proyek yang berkualitas, yang dapat meningkatkan citra perusahaan di mata pemangku kepentingan.
  12. Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa proyek mematuhi semua hukum dan regulasi yang berlaku, mengurangi risiko hukum dan potensi sanksi.
  13. Penilaian Kinerja Keuangan: Melalui analisis keuangan yang mendalam, perusahaan dapat menilai kinerja finansial proyek dan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan.
  14. Pemahaman Teknis: Analisis teknis membantu perusahaan memahami apakah memiliki sumber daya dan kemampuan teknis yang cukup untuk menyelesaikan proyek dengan sukses.

Penggunaan studi kelayakan secara efektif dapat memberikan pandangan yang holistik terhadap proyek dan membantu PT Elnusa Tbk untuk membuat keputusan bisnis yang lebih tepat dan berkelanjutan.

Komponen Penyusunan Feasibility Study PT Elnusa Tbk

Penyusunan studi kelayakan (feasibility study) untuk PT Elnusa Tbk melibatkan berbagai komponen yang harus diperhatikan secara menyeluruh. Berikut adalah komponen-komponen utama yang biasanya tercakup dalam penyusunan studi kelayakan:

KOMPONEN KETERANGAN

Ringkasan Eksekutif

Penjelasan singkat tentang proyek, tujuan utama, dan kesimpulan dari studi kelayakan.

Latar Belakang Proyek

Konteks dan sejarah proyek. Alasan untuk melaksanakan proyek.

Analisis Pasar

Studi pasar yang mencakup ukuran pasar, pertumbuhan, dan tren. Profil pelanggan dan pesaing. Strategi pemasaran dan penjualan.

Analisis Teknis

Rincian teknis tentang cara proyek akan diimplementasikan. Evaluasi infrastruktur, teknologi, dan persyaratan teknis lainnya.

Analisis Keuangan

Proyeksi keuangan, termasuk estimasi biaya dan pendapatan. Pengembalian investasi (ROI) dan analisis pengembalian modal. Penilaian nilai sekarang bersih (NPV) dan tingkat pengembalian internal (IRR).

Analisis Risiko

Identifikasi risiko-risiko potensial yang mungkin dihadapi proyek. Strategi mitigasi risiko dan rencana cadangan.

Analisis Hukum dan Regulasi

Tinjauan hukum dan regulasi yang berhubungan dengan proyek. Kepatuhan dengan peraturan setempat dan internasional.

Analisis Sosial dan Lingkungan

Dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul dari proyek. Kepatuhan dengan norma-norma lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Jadwal Pelaksanaan

Rencana waktu untuk implementasi proyek. Pemilihan tahapan proyek dan jadwal pelaksanaan.

Pembiayaan dan Sumber Dana

Rencana pembiayaan proyek. Identifikasi sumber-sumber dana dan cara mengaksesnya.

Manajemen Proyek

Struktur organisasi proyek dan tugas-tugas tim manajemen. Rencana manajemen risiko dan mitigasi.

Rekomendasi dan Kesimpulan

Kesimpulan dari analisis kelayakan. Rekomendasi apakah proyek sebaiknya dilanjutkan atau tidak.

Lampiran

Data pendukung, perhitungan, dan dokumen-dokumen lain yang mendukung analisis feasibility study.

Penting untuk dicatat bahwa komponen-komponen ini dapat bervariasi tergantung pada jenis proyek dan industri tertentu. Namun, umumnya, penyusunan feasibility study mencakup kombinasi elemen-elemen ini untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kelayakan dan potensi sukses proyek.

Tahapan Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Elnusa Tbk

Penyusunan studi kelayakan (feasibility study) melibatkan serangkaian tahapan yang sistematis dan komprehensif. Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam menyusun studi kelayakan untuk PT Elnusa Tbk:

  1. Penetapan Lingkup Proyek: Identifikasi dan tentukan ruang lingkup proyek dengan jelas, termasuk tujuan proyek, batasan, dan deliverables yang diharapkan.
  2. Pengumpulan Data: Kumpulkan data primer dan sekunder yang diperlukan untuk analisis, termasuk data pasar, keuangan, teknis, dan lingkungan.
  3. Identifikasi dan Evaluasi Alternatif: Tinjau opsi atau alternatif yang mungkin, lakukan evaluasi secara komprehensif untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing pilihan.
  4. Analisis Pasar: Melakukan analisis pasar untuk memahami permintaan, persaingan, dan potensi keuntungan proyek di pasar yang dituju.
  5. Analisis SWOT: Lakukan analisis SWOT untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat mempengaruhi proyek.
  6. Analisis PESTEL: Menganalisis faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum yang dapat mempengaruhi proyek.
  7. Analisis Kelayakan Teknis: Evaluasi kemampuan teknis perusahaan dan persyaratan teknologi yang diperlukan untuk proyek.
  8. Analisis Kelayakan Keuangan: Melakukan perhitungan keuangan yang mencakup estimasi biaya, pendapatan, NPV, IRR, dan rasio keuangan lainnya.
  9. Analisis Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko yang terkait dengan proyek dan merancang strategi mitigasi risiko.
  10. Analisis Kelayakan Lingkungan dan Sosial: Menilai dampak proyek terhadap lingkungan dan masyarakat serta merancang langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negatif.
  11. Analisis Kelayakan Hukum dan Regulasi: Meninjau aspek-aspek hukum dan perizinan yang terkait dengan proyek untuk memastikan kepatuhan penuh.
  12. Pemetaan Proses Bisnis: Memetakan proses bisnis yang terkait dengan proyek untuk memahami alur kerja dan identifikasi kebutuhan operasional.
  13. Rencana Manajemen Proyek: Menyusun rencana manajemen proyek yang mencakup jadwal, alokasi sumber daya, dan tanggung jawab tim.
  14. Perhitungan Biaya-Benefit: Lakukan perhitungan biaya-benefit untuk menilai apakah manfaat dari proyek lebih besar daripada biayanya.
  15. Pengembangan Model Bisnis: Merancang model bisnis yang mencakup struktur pendapatan, biaya operasional, dan strategi pemasaran.
  16. Penyusunan Laporan Studi Kelayakan: Sajikan temuan dan analisis dalam laporan studi kelayakan yang komprehensif dan mudah dipahami.
  17. Persetujuan dan Implementasi: Dapatkan persetujuan dari pihak berwenang dan implementasikan proyek berdasarkan rencana yang telah disusun.
  18. Pemantauan dan Evaluasi: Lakukan pemantauan dan evaluasi proyek selama dan setelah implementasi untuk memastikan bahwa tujuan dicapai dan memberikan hasil yang diharapkan.
  19. Rencana Tindak Lanjut: Susun rencana tindak lanjut yang mencakup langkah-langkah pemeliharaan, pengoptimalan, dan pengembangan berkelanjutan setelah proyek selesai.

Setiap tahap ini memerlukan kolaborasi dan koordinasi antardepartemen untuk memastikan bahwa semua aspek proyek telah dipertimbangkan dengan cermat dalam studi kelayakan.

Dampak Positif Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Elnusa Tbk

Studi kelayakan (feasibility study) yang dilakukan oleh PT Elnusa Tbk dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perusahaan tersebut. Beberapa dampak positif yang mungkin terjadi antara lain:

Penting untuk diingat bahwa hasil dari feasibility study juga bergantung pada kualitas penyusunan, dan keterlibatan tim penyusun yang berkompeten dapat menjadi faktor kunci dalam mencapai dampak positif tersebut.

Dampak Jika Perusahaan Gagal Menerapkan Studi Kelayakan (Feasibility Study) bagi PT Elnusa Tbk

Gagal menerapkan studi kelayakan (feasibility study) dengan baik dapat berpotensi mengakibatkan sejumlah dampak negatif bagi PT Elnusa Tbk. Beberapa dampak tersebut termasuk:

  1. Kerugian Finansial: Kegagalan dalam melakukan studi kelayakan dapat menyebabkan penggunaan sumber daya yang signifikan tanpa pembenaran ekonomis yang memadai, mengakibatkan kerugian finansial bagi perusahaan.
  2. Tidak Optimalnya Pengelolaan Risiko: Tanpa analisis risiko yang komprehensif, perusahaan mungkin tidak siap menghadapi masalah dan tantangan yang muncul selama pelaksanaan proyek, sehingga meningkatkan risiko kegagalan.
  3. Pemborosan Sumber Daya: Proyek yang tidak sesuai dengan studi kelayakan mungkin membuang-buang sumber daya yang berharga, termasuk waktu, uang, dan tenaga kerja.
  4. Ketidakpastian Strategis: Tanpa pemahaman yang baik tentang aspek-aspek kritis proyek, perusahaan dapat menghadapi ketidakpastian strategis yang dapat mengganggu visi dan arah jangka panjang.
  5. Dampak pada Reputasi Perusahaan: Kegagalan proyek yang tidak mendapatkan dukungan dari studi kelayakan dapat merusak reputasi perusahaan di mata pemangku kepentingan, seperti pelanggan, investor, dan mitra bisnis.
  6. Kesulitan Mendapatkan Pendanaan: Tanpa dasar yang kuat dari studi kelayakan, perusahaan mungkin mengalami kesulitan dalam meyakinkan pihak berwenang atau investor untuk menyediakan pendanaan untuk proyek.
  7. Ketidakpuasan Pelanggan: Jika proyek tidak memenuhi harapan atau kebutuhan pelanggan karena kegagalan dalam pemahaman pasar, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan.
  8. Penundaan dan Keterlambatan: Kegagalan dalam merencanakan dengan baik dapat mengakibatkan penundaan dan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek, yang dapat berdampak negatif pada keberlanjutan operasional perusahaan.
  9. Ketidaksesuaian dengan Regulasi: Proyek yang tidak mempertimbangkan aspek-aspek hukum dan regulasi dapat menyebabkan pelanggaran aturan, sanksi hukum, dan dampak negatif pada citra perusahaan.
  10. Gangguan pada Operasional Perusahaan: Proyek yang tidak direncanakan dengan baik dapat mengganggu operasional bisnis inti perusahaan, mengakibatkan gangguan pada kegiatan rutin.
  11. Ketidakmampuan Mencapai Tujuan Strategis: Jika proyek tidak sesuai dengan tujuan strategis perusahaan, hal ini dapat menghambat pencapaian visi dan misi jangka panjang.
  12. Kurangnya Kepercayaan Pihak Berkepentingan: Kegagalan dalam menyusun studi kelayakan dengan baik dapat merendahkan kepercayaan pihak berkepentingan terhadap kemampuan manajemen perusahaan untuk mengelola proyek.
  13. Peningkatan Konflik Internal: Kegagalan proyek dapat menyebabkan konflik internal, kekecewaan tim proyek, dan menurunkan semangat kerja.
  14. Kesulitan Bersaing di Pasar: Jika proyek tidak mendukung strategi bersaing perusahaan, hal ini dapat membuat perusahaan kesulitan mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasarnya.

Menerapkan studi kelayakan dengan serius dan profesional dapat membantu menghindari sebagian besar dampak negatif ini dan memastikan bahwa setiap proyek dijalankan dengan cara yang sesuai dengan tujuan dan kebijakan perusahaan.

Alat Analisis yang Digunakan Menyusun Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Elnusa Tbk

Untuk menyusun studi kelayakan (feasibility study) PT Elnusa Tbk, beberapa alat analisis yang umumnya digunakan meliputi:

ANALISIS KETERANGAN

Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat mempengaruhi proyek. Manfaatnya Memberikan pemahaman menyeluruh tentang faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek.

 Analisis PESTEL

Analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal) membantu dalam memahami faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi proyek. Manfaatnya Mengidentifikasi faktor makro yang dapat memengaruhi kelayakan proyek.

Analisis Pasar

Melibatkan analisis ukuran pasar, tren, dan perilaku konsumen. Ini bisa mencakup analisis segmentasi pasar, analisis pesaing, dan penilaian permintaan. Manfaatnya Menilai potensi pasar dan strategi pemasaran yang diperlukan.

Analisis Teknis

Menilai kemampuan teknis proyek untuk diimplementasikan, termasuk infrastruktur, teknologi, dan metode kerja. Manfaatnya Menjamin kelayakan teknis dan keberhasilan implementasi proyek.

Analisis Keuangan

Menyusun proyeksi keuangan yang mencakup biaya investasi, biaya operasional, dan pendapatan yang diharapkan. Metode evaluasi keuangan seperti NPV, IRR, dan payback period juga digunakan. Manfaatnya Menilai kelayakan finansial dan potensi keuntungan proyek.

Analisis Risiko

Identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko yang mungkin terkait dengan proyek. Manfaatnya Mengurangi ketidakpastian dan mempersiapkan rencana untuk mengatasi risiko yang mungkin muncul.

 Analisis Manajemen

Menganalisis keahlian dan pengalaman tim manajemen yang terlibat dalam proyek. Manfaatnya Menilai kemampuan tim manajemen untuk mengelola proyek dengan sukses.

 Analisis Sensitivitas

Melibatkan pengujian sensitivitas terhadap perubahan dalam variabel-variabel kunci, seperti biaya, harga, dan volume penjualan. Manfaatnya Menilai seberapa sensitif hasil proyek terhadap perubahan kondisi pasar atau operasional.

Analisis Legal dan Regulatori

Menganalisis aspek hukum dan regulasi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek. Manfaatnya Memastikan kelayakan hukum proyek dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

 Analisis Kelayakan Sosial dan Lingkungan

Menilai dampak sosial dan lingkungan yang mungkin dihasilkan oleh proyek. Manfaatnya Memastikan bahwa proyek diimplementasikan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Pemilihan alat analisis yang tepat tergantung pada karakteristik spesifik proyek dan lingkungan bisnis. Kombinasi yang baik dari alat-alat ini membantu dalam menyusun feasibility study yang komprehensif dan mendalam.

Metode dan Kerangka Berpikir Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Elnusa Tbk

Metode dan kerangka berpikir umum yang dapat digunakan dalam penyusunan feasibility study:

Metode Penyusunan Feasibility Study:

1. Analisis Deskriptif:

  • Mengumpulkan informasi dan data mengenai proyek atau usaha yang akan dievaluasi.
  • Mendeskripsikan dengan detail karakteristik proyek, tujuan, dan latar belakangnya.

2. Analisis SWOT:

  • Mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang mungkin mempengaruhi proyek.
  • Memberikan gambaran menyeluruh tentang faktor internal dan eksternal yang relevan.

3. Analisis PESTEL:

  • Menganalisis faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum yang dapat mempengaruhi proyek.
  • Membantu dalam memahami konteks makro lingkungan bisnis.

4. Analisis Pasar:

  • Menilai ukuran pasar, tren, dan potensi pertumbuhan.
  • Menggunakan teknik seperti analisis segmentasi pasar dan analisis pesaing.

5. Analisis Teknis:

  • Menilai kemampuan teknis proyek untuk diimplementasikan.
  • Menganalisis teknologi yang akan digunakan, infrastruktur yang dibutuhkan, dan aspek teknis lainnya.

6. Analisis Keuangan:

  • Menyusun proyeksi keuangan yang mencakup biaya investasi, biaya operasional, dan pendapatan yang diharapkan.
  • Menggunakan metode evaluasi keuangan seperti NPV, IRR, dan payback period.

7. Analisis Risiko:

  • Mengidentifikasi dan menilai risiko yang mungkin terkait dengan proyek.
  • Mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk mengurangi dampak negatif.

8. Analisis Manajemen:

  • Menilai keterampilan dan pengalaman tim manajemen yang terlibat dalam proyek.
  • Menganalisis struktur organisasi dan proses manajemen.

9. Analisis Hukum dan Regulasi:

  • Menilai kesiapan proyek terhadap aspek hukum dan regulasi yang berlaku.
  • Menyusun rencana kepatuhan hukum dan perizinan yang diperlukan.

Kerangka Berpikir Penyusunan Feasibility Study:

  1. Pendahuluan: Menjelaskan latar belakang dan tujuan penyusunan feasibility study.
  2. Deskripsi Proyek: Mendeskripsikan proyek atau usaha yang akan dievaluasi.
  3. Analisis Lingkungan Eksternal: Melibatkan analisis PESTEL untuk memahami faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proyek.
  4. Analisis Internal: Melakukan analisis SWOT untuk mengevaluasi faktor-faktor internal yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek.
  5. Analisis Pasar: Menilai potensi pasar, permintaan, dan pesaing.
  6. Analisis Teknis: Menganalisis aspek teknis proyek dan memastikan kelayakan implementasi.
  7. Analisis Keuangan: Menyusun proyeksi keuangan dan melakukan evaluasi keuangan.
  8. Analisis Risiko: Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang mungkin terkait dengan proyek.
  9. Analisis Manajemen: Menganalisis kemampuan dan pengalaman tim manajemen.
  10. Analisis Hukum dan Regulasi: Menilai aspek hukum dan regulasi yang berkaitan dengan proyek.
  11. Rekomendasi dan Kesimpulan: Menyusun rekomendasi berdasarkan hasil analisis dan merumuskan kesimpulan.
  12. Ringkasan Eksekutif: Memberikan ringkasan singkat dari seluruh FS.
  13. Dokumentasi dan Presentasi: Menyusun dokumen FS dan menyajikannya dalam bentuk presentasi kepada pemangku kepentingan.

Penting untuk menyesuaikan kerangka berpikir dan metode dengan kebutuhan spesifik proyek atau usaha yang dievaluasi. Hal ini akan memastikan bahwa penyusunan FS dilakukan dengan akurat dan memberikan hasil yang relevan.

Lama Waktu Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study)  PT Elnusa Tbk

Faktor-faktor yang mempengaruhi lama waktu penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study):

  1. Ukuran dan Kompleksitas Proyek: Proyek yang lebih besar atau lebih kompleks biasanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk analisis dan evaluasi. Sebuah proyek yang melibatkan banyak variabel dan aspek akan membutuhkan waktu lebih lama daripada proyek yang lebih sederhana.
  2. Ketersediaan Data dan Informasi: Ketersediaan data yang diperlukan untuk analisis dapat mempengaruhi waktu pengerjaan. Jika data harus dikumpulkan atau jika informasi yang diperlukan tidak mudah diakses, ini bisa memperpanjang proses.
  3. Keterlibatan Pihak-Pihak Terkait: Keterlibatan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti tim manajemen, ahli teknis, dan pemangku kepentingan lainnya, dapat memengaruhi kecepatan penyusunan feasibility study. Proses koordinasi yang baik dapat mempercepat pengerjaan.
  4. Kualitas Pekerjaan Tim Penyusun: Kemampuan dan pengalaman tim penyusun feasibility study juga memainkan peran penting dalam menentukan seberapa cepat feasibility study dapat diselesaikan. Tim yang terampil dan berpengalaman mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien.
  5. Kemampuan Keuangan Perusahaan: Kemampuan finansial perusahaan untuk menyediakan sumber daya, termasuk anggaran dan personel yang diperlukan, dapat memengaruhi tempo pengerjaan. Sumber daya yang memadai dapat mempercepat proses.
  6. Ketepatan Waktu Pengambilan Keputusan: Kecepatan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dan pemangku kepentingan lainnya dapat memengaruhi jalannya proyek. Setiap keterlambatan dalam pengambilan keputusan dapat memperlambat progres.

Secara umum, penyusunan feasibility study dapat memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada faktor-faktor di atas. Dalam beberapa kasus, mungkin juga diperlukan iterasi atau revisi untuk memastikan bahwa feasibility study mencerminkan dengan baik kondisi aktual dan proyeksi ke depan. Penting untuk mengalokasikan waktu yang memadai untuk menyusun feasibility study dengan cermat, karena hasilnya dapat memiliki dampak besar pada keberhasilan proyek di masa depan.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study)?

Silahkan kontak ke nomor +62 822-3333-3724 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.