JASA KONSULTAN PENYUSUNAN FEASIBILITY STUDY PT BANK DKI

JASA KONSULTAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PT BANK DKI

Feasibility Study Bank DKI

Definisi Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Bank DKI

Feasibility Study Bank DKI | Kami mempunyai layanan unggulan yang menyediakan ahli atau konsultan untuk melakukan analisis menyeluruh terkait kelayakan suatu proyek atau investasi. Feasibility study atau studi kelayakan adalah suatu penilaian komprehensif yang mencakup berbagai aspek, seperti ekonomi, teknis, keuangan, hukum, sosial, dan lingkungan, untuk menilai apakah suatu proyek dapat dilaksanakan dengan sukses. Penyusunan feasibility study ini melibatkan tim ahli multidisiplin yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang-bidang tertentu yang relevan dengan proyek tersebut. Tujuan utama dari penyusunan feasibility study adalah memberikan informasi yang akurat dan terperinci kepada pemangku kepentingan, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang informasional dan berbasis fakta tentang kelanjutan atau penghentian proyek.

Dalam konteks Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study), tugas konsultan atau ahli biasanya mencakup:

  1. Pengumpulan Data: Mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisis, termasuk data ekonomi, teknis, keuangan, dan lainnya.
  2. Analisis Mendalam: Melakukan analisis menyeluruh terkait aspek-aspek kritis proyek, seperti pasar, teknologi, dan keuangan.
  3. Pemodelan Keuangan: Membuat proyeksi keuangan yang akurat dan melakukan analisis pengembalian investasi.
  4. Evaluasi Risiko: Mengidentifikasi risiko-risiko potensial yang mungkin timbul selama pelaksanaan proyek dan menyusun strategi mitigasi.
  5. Penyusunan Laporan: Menyajikan hasil analisis dalam bentuk laporan lengkap dengan rekomendasi dan kesimpulan.

Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) menjadi penting karena membantu pihak-pihak terkait untuk memahami lebih baik potensi dan risiko suatu proyek, serta memastikan bahwa keputusan investasi didasarkan pada pemahaman yang menyeluruh dan analisis yang akurat.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study)?

Silahkan kontak ke nomor +62 822-3333-3724 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.

Manfaat Studi Kelayakan (Feasibility Study) bagi PT Bank DKI

Studi kelayakan (feasibility study) memiliki banyak manfaat bagi PT Bank DKI (Bank DKI) dalam konteks pengembangan produk, layanan, atau proyek baru. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh Bank DKI dari studi kelayakan:

  1. Mengidentifikasi Potensi Pasar: Studi kelayakan memungkinkan Bank DKI untuk melakukan penelitian pasar menyeluruh untuk mengidentifikasi potensi pasar yang ada, permintaan konsumen, tren industri, dan pesaing. Ini membantu bank dalam merencanakan strategi pemasaran yang efektif dan menyesuaikan produk atau layanan dengan kebutuhan pasar.
  2. Menilai Kelayakan Keuangan: Studi kelayakan membantu Bank DKI dalam mengevaluasi kelayakan keuangan dari proyek atau inisiatif yang direncanakan. Ini meliputi perhitungan biaya, pendapatan, dan arus kas yang diharapkan, serta analisis terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI) dan nilai waktu uang. Informasi ini membantu manajemen bank dalam membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.
  3. Mengidentifikasi Risiko dan Hambatan: Studi kelayakan membantu Bank DKI dalam mengidentifikasi risiko-risiko potensial yang terkait dengan proyek atau inisiatif yang direncanakan. Ini bisa termasuk risiko finansial, operasional, hukum, atau lingkungan. Dengan mengetahui risiko-risiko ini, bank dapat merancang strategi mitigasi yang tepat untuk mengurangi dampaknya atau bahkan menghindari risiko tersebut sepenuhnya.
  4. Meminimalkan Kerugian: Dengan melakukan studi kelayakan sebelum meluncurkan proyek atau inisiatif baru, Bank DKI dapat menghindari risiko kegagalan dan kerugian yang besar. Studi kelayakan membantu bank untuk memahami lebih baik potensi proyek dan mengidentifikasi masalah potensial sebelum mereka menjadi masalah yang tak teratasi.
  5. Mendukung Pengambilan Keputusan: Studi kelayakan menyediakan informasi yang relevan dan akurat kepada manajemen Bank DKI, yang membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Ini termasuk keputusan tentang melanjutkan atau membatalkan proyek, alokasi sumber daya, dan strategi bisnis jangka panjang.
  6. Meningkatkan Kredibilitas: Dengan melakukan studi kelayakan secara menyeluruh, Bank DKI dapat meningkatkan kredibilitasnya di mata pemegang saham, investor, dan pemangku kepentingan lainnya. Ini karena bank menunjukkan bahwa setiap langkahnya didasarkan pada analisis yang cermat dan pertimbangan yang matang.
  7. Membantu Perencanaan Strategis: Studi kelayakan membantu Bank DKI dalam merencanakan strategi bisnis jangka panjang dengan lebih baik. Ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang peluang-peluang yang tersedia dan memungkinkan bank untuk mengarahkan sumber daya ke area-area di mana mereka memiliki potensi tertinggi untuk kesuksesan.

Dengan demikian, studi kelayakan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu Bank DKI mengambil keputusan yang tepat, mengelola risiko, dan merencanakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Komponen Penyusunan Feasibility Study Bank DKI

Dalam menyusun studi kelayakan (feasibility study) untuk PT Bank DKI, beberapa komponen utama yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

KOMPONEN KETERANGAN

Ringkasan Eksekutif

Penjelasan singkat tentang proyek, tujuan utama, dan kesimpulan dari studi kelayakan.

Latar Belakang Proyek

Konteks dan sejarah proyek. Alasan untuk melaksanakan proyek.

Analisis Pasar

Studi pasar yang mencakup ukuran pasar, pertumbuhan, dan tren. Profil pelanggan dan pesaing. Strategi pemasaran dan penjualan.

Analisis Teknis

Rincian teknis tentang cara proyek akan diimplementasikan. Evaluasi infrastruktur, teknologi, dan persyaratan teknis lainnya.

Analisis Keuangan

Proyeksi keuangan, termasuk estimasi biaya dan pendapatan. Pengembalian investasi (ROI) dan analisis pengembalian modal. Penilaian nilai sekarang bersih (NPV) dan tingkat pengembalian internal (IRR).

Analisis Risiko

Identifikasi risiko-risiko potensial yang mungkin dihadapi proyek. Strategi mitigasi risiko dan rencana cadangan.

Analisis Hukum dan Regulasi

Tinjauan hukum dan regulasi yang berhubungan dengan proyek. Kepatuhan dengan peraturan setempat dan internasional.

Analisis Sosial dan Lingkungan

Dampak sosial dan lingkungan yang mungkin timbul dari proyek. Kepatuhan dengan norma-norma lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Jadwal Pelaksanaan

Rencana waktu untuk implementasi proyek. Pemilihan tahapan proyek dan jadwal pelaksanaan.

Pembiayaan dan Sumber Dana

Rencana pembiayaan proyek. Identifikasi sumber-sumber dana dan cara mengaksesnya.

Manajemen Proyek

Struktur organisasi proyek dan tugas-tugas tim manajemen. Rencana manajemen risiko dan mitigasi.

Rekomendasi dan Kesimpulan

Kesimpulan dari analisis kelayakan. Rekomendasi apakah proyek sebaiknya dilanjutkan atau tidak.

Lampiran

Data pendukung, perhitungan, dan dokumen-dokumen lain yang mendukung analisis feasibility study.

Dengan memperhatikan komponen-komponen ini, PT Bank DKI dapat menyusun studi kelayakan yang komprehensif dan terstruktur untuk memastikan keberhasilan proyek atau inisiatif baru yang direncanakan.

Tahapan Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Bank DKI

Penyusunan studi kelayakan (feasibility study) untuk PT Bank DKI melibatkan serangkaian tahapan yang sistematis dan komprehensif. Berikut adalah tahapan-tahapan umum yang dapat diikuti:

1. Perencanaan dan Persiapan Awal:

  • Menetapkan tujuan dan ruang lingkup studi kelayakan.
  • Mengidentifikasi tim proyek dan membagi tugas serta tanggung jawab.
  • Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk memulai studi.

2. Analisis Awal:

  • Melakukan analisis awal terhadap proyek atau inisiatif yang direncanakan.
  • Memeriksa potensi proyek berdasarkan kebutuhan pasar, persyaratan teknis, dan kelayakan keuangan.

3. Penelitian Pasar:

  • Melakukan penelitian pasar yang menyeluruh untuk memahami permintaan, penawaran, dan tren pasar yang relevan dengan produk atau layanan yang direncanakan.
  • Menganalisis preferensi konsumen, pesaing, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar.

4. Analisis Teknis:

  • Mengevaluasi aspek teknis proyek, seperti infrastruktur yang diperlukan, teknologi yang digunakan, dan kemungkinan kendala teknis lainnya.
  • Memeriksa ketersediaan sumber daya dan kemampuan teknis untuk melaksanakan proyek.

5. Analisis Keuangan:

  • Melakukan proyeksi pendapatan, biaya, dan arus kas yang terkait dengan proyek.
  • Menghitung metrik keuangan seperti NPV, IRR, dan periode pengembalian modal untuk menilai kelayakan keuangan proyek.

6. Analisis Risiko:

  • Mengidentifikasi risiko-risiko potensial yang terkait dengan proyek dan mengevaluasi dampak serta kemungkinan terjadinya.
  • Mengembangkan strategi mitigasi risiko yang sesuai untuk mengurangi atau menghindari dampak negatifnya.

7. Analisis Sosial dan Lingkungan:

  • Mengevaluasi dampak sosial dan lingkungan dari proyek serta mengidentifikasi langkah-langkah untuk meminimalkan dampak negatifnya.
  • Memastikan kepatuhan proyek terhadap peraturan dan persyaratan lingkungan yang berlaku.

8. Penilaian Keseluruhan:

  • Merangkum hasil analisis dari tahapan sebelumnya.
  • Menarik kesimpulan mengenai kelayakan proyek dan memberikan rekomendasi apakah proyek tersebut layak dilanjutkan atau tidak.

9. Penyusunan Laporan Studi Kelayakan:

  • Menyusun laporan studi kelayakan yang komprehensif, jelas, dan mudah dipahami.
  • Menyajikan temuan, analisis, rekomendasi, dan kesimpulan secara terstruktur.

10. Pengujian dan Evaluasi:

  • Mengujikan laporan studi kelayakan dengan memperoleh masukan dari berbagai pihak terkait.
  • Melakukan evaluasi terhadap keseluruhan studi kelayakan untuk memastikan akurasi, keberhasilan, dan konsistensinya.

11. Pengambilan Keputusan:

  • Menggunakan laporan studi kelayakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan terkait kelanjutan proyek atau inisiatif yang direncanakan.
  • Membuat keputusan akhir apakah akan melanjutkan proyek, melakukan modifikasi, atau menghentikan proyek.

Dengan mengikuti tahapan-tahapan ini secara sistematis, PT Bank DKI dapat menyusun studi kelayakan yang komprehensif dan terstruktur untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat terkait proyek atau inisiatif yang direncanakan.

Dampak Positif Studi Kelayakan (Feasibility Study) bagi PT Bank DKI

Studi kelayakan (feasibility study) memiliki beberapa dampak positif yang signifikan bagi PT Bank DKI (Bank DKI):

Dengan demikian, studi kelayakan memiliki dampak positif yang signifikan bagi PT Bank DKI, membantu bank dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat, manajemen risiko yang lebih baik, dan pengembangan strategi bisnis yang berkelanjutan.

Dampak Jika Perusahaan Gagal Menerapkan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Bank DKI

Jika PT Bank DKI gagal menerapkan studi kelayakan (feasibility study) sebelum melaksanakan suatu proyek atau inisiatif bisnis, berbagai dampak negatif dapat terjadi:

  1. Kerugian Finansial: Tanpa studi kelayakan yang memadai, Bank DKI berisiko mengalami kerugian finansial yang signifikan. Proyek atau inisiatif bisnis yang tidak sesuai dengan kelayakan finansial dapat menghabiskan sumber daya tanpa memberikan hasil yang diharapkan atau bahkan mengakibatkan kerugian.
  2. Risiko Operasional: Tanpa pemahaman yang memadai tentang kompleksitas proyek atau inisiatif bisnis, Bank DKI dapat menghadapi risiko operasional yang tinggi. Hal ini dapat meliputi masalah seperti kesulitan dalam implementasi, penundaan proyek, atau bahkan kegagalan operasional.
  3. Reputasi yang Tercoreng: Gagalnya proyek atau inisiatif bisnis dapat merusak reputasi Bank DKI di mata pemangku kepentingan, termasuk investor, nasabah, dan pihak berwenang. Kegagalan yang mencolok dapat menimbulkan keraguan tentang kemampuan manajemen bank dalam merencanakan dan mengelola proyek dengan baik.
  4. Penurunan Kepercayaan Investor: Kegagalan dalam menerapkan studi kelayakan dapat menurunkan kepercayaan investor terhadap Bank DKI. Investor mungkin ragu untuk menyuntikkan modal ke bank yang gagal mengelola risiko dan kelayakan proyek secara efektif.
  5. Kesulitan Mendapatkan Pembiayaan: Bank DKI mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan tambahan atau dukungan dari pihak lain jika proyek atau inisiatif bisnisnya terbukti tidak layak. Lembaga keuangan dan investor mungkin ragu untuk memberikan dana tambahan tanpa jaminan kelayakan proyek yang kuat.
  6. Potensi Kerugian Reputasi Hukum: Gagalnya proyek atau inisiatif bisnis juga dapat mengakibatkan konsekuensi hukum bagi Bank DKI. Pihak berwenang atau pihak yang terkena dampak negatif dari kegagalan proyek dapat mengambil tindakan hukum terhadap bank, yang dapat menghasilkan kerugian finansial dan reputasi yang lebih lanjut.
  7. Kesempatan Bisnis Terlewatkan: Keputusan yang dibuat tanpa melalui studi kelayakan yang memadai dapat mengakibatkan kesempatan bisnis yang berharga terlewatkan. Bank DKI mungkin tidak mampu mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang bisnis yang mungkin menguntungkan jika tidak ada analisis yang komprehensif dilakukan sebelumnya.

Oleh karena itu, penting bagi PT Bank DKI untuk selalu melakukan studi kelayakan yang komprehensif sebelum melaksanakan proyek atau inisiatif bisnis baru. Studi kelayakan membantu mengurangi risiko dan memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada analisis yang matang dan informasi yang akurat.

Alat Analisis yang Digunakan Menyusun Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Bank DKI

Dalam menyusun studi kelayakan (feasibility study) untuk proyek atau inisiatif bisnis, PT Bank DKI dapat menggunakan berbagai alat analisis yang dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang kelayakan proyek. Berikut adalah beberapa alat analisis yang umumnya digunakan dalam menyusun studi kelayakan:

ANALISIS KETERANGAN

Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat mempengaruhi proyek. Manfaatnya Memberikan pemahaman menyeluruh tentang faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek.

 Analisis PESTEL

Analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal) membantu dalam memahami faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi proyek. Manfaatnya Mengidentifikasi faktor makro yang dapat memengaruhi kelayakan proyek.

Analisis Pasar

Melibatkan analisis ukuran pasar, tren, dan perilaku konsumen. Ini bisa mencakup analisis segmentasi pasar, analisis pesaing, dan penilaian permintaan. Manfaatnya Menilai potensi pasar dan strategi pemasaran yang diperlukan.

Analisis Teknis

Menilai kemampuan teknis proyek untuk diimplementasikan, termasuk infrastruktur, teknologi, dan metode kerja. Manfaatnya Menjamin kelayakan teknis dan keberhasilan implementasi proyek.

Analisis Keuangan

Menyusun proyeksi keuangan yang mencakup biaya investasi, biaya operasional, dan pendapatan yang diharapkan. Metode evaluasi keuangan seperti NPV, IRR, dan payback period juga digunakan. Manfaatnya Menilai kelayakan finansial dan potensi keuntungan proyek.

Analisis Risiko

Identifikasi, penilaian, dan mitigasi risiko yang mungkin terkait dengan proyek. Manfaatnya Mengurangi ketidakpastian dan mempersiapkan rencana untuk mengatasi risiko yang mungkin muncul.

 Analisis Manajemen

Menganalisis keahlian dan pengalaman tim manajemen yang terlibat dalam proyek. Manfaatnya Menilai kemampuan tim manajemen untuk mengelola proyek dengan sukses.

 Analisis Sensitivitas

Melibatkan pengujian sensitivitas terhadap perubahan dalam variabel-variabel kunci, seperti biaya, harga, dan volume penjualan. Manfaatnya Menilai seberapa sensitif hasil proyek terhadap perubahan kondisi pasar atau operasional.

Analisis Legal dan Regulatori

Menganalisis aspek hukum dan regulasi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek. Manfaatnya Memastikan kelayakan hukum proyek dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

 Analisis Kelayakan Sosial dan Lingkungan

Menilai dampak sosial dan lingkungan yang mungkin dihasilkan oleh proyek. Manfaatnya Memastikan bahwa proyek diimplementasikan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Dengan menggunakan alat-alat analisis ini secara komprehensif, Bank DKI dapat menyusun studi kelayakan yang menyeluruh dan terperinci, membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat terkait dengan proyek atau inisiatif bisnisnya.

Metode dan Kerangka Berpikir Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Bank DKI

Dalam menyusun studi kelayakan (feasibility study) untuk PT Bank DKI, diperlukan metode dan kerangka berpikir yang sistematis dan terstruktur. Berikut adalah metode dan kerangka berpikir yang dapat diterapkan:

Metode Penyusunan Feasibility Study:

1. Analisis Deskriptif:

  • Mengumpulkan informasi dan data mengenai proyek atau usaha yang akan dievaluasi.
  • Mendeskripsikan dengan detail karakteristik proyek, tujuan, dan latar belakangnya.

2. Analisis SWOT:

  • Mengidentifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang mungkin mempengaruhi proyek.
  • Memberikan gambaran menyeluruh tentang faktor internal dan eksternal yang relevan.

3. Analisis PESTEL:

  • Menganalisis faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan hukum yang dapat mempengaruhi proyek.
  • Membantu dalam memahami konteks makro lingkungan bisnis.

4. Analisis Pasar:

  • Menilai ukuran pasar, tren, dan potensi pertumbuhan.
  • Menggunakan teknik seperti analisis segmentasi pasar dan analisis pesaing.

5. Analisis Teknis:

  • Menilai kemampuan teknis proyek untuk diimplementasikan.
  • Menganalisis teknologi yang akan digunakan, infrastruktur yang dibutuhkan, dan aspek teknis lainnya.

6. Analisis Keuangan:

  • Menyusun proyeksi keuangan yang mencakup biaya investasi, biaya operasional, dan pendapatan yang diharapkan.
  • Menggunakan metode evaluasi keuangan seperti NPV, IRR, dan payback period.

7. Analisis Risiko:

  • Mengidentifikasi dan menilai risiko yang mungkin terkait dengan proyek.
  • Mengembangkan strategi mitigasi risiko untuk mengurangi dampak negatif.

8. Analisis Manajemen:

  • Menilai keterampilan dan pengalaman tim manajemen yang terlibat dalam proyek.
  • Menganalisis struktur organisasi dan proses manajemen.

9. Analisis Hukum dan Regulasi:

  • Menilai kesiapan proyek terhadap aspek hukum dan regulasi yang berlaku.
  • Menyusun rencana kepatuhan hukum dan perizinan yang diperlukan.

Kerangka Berpikir Penyusunan Feasibility Study:

  1. Pendahuluan: Menjelaskan latar belakang dan tujuan penyusunan feasibility study.
  2. Deskripsi Proyek: Mendeskripsikan proyek atau usaha yang akan dievaluasi.
  3. Analisis Lingkungan Eksternal: Melibatkan analisis PESTEL untuk memahami faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proyek.
  4. Analisis Internal: Melakukan analisis SWOT untuk mengevaluasi faktor-faktor internal yang dapat memengaruhi keberhasilan proyek.
  5. Analisis Pasar: Menilai potensi pasar, permintaan, dan pesaing.
  6. Analisis Teknis: Menganalisis aspek teknis proyek dan memastikan kelayakan implementasi.
  7. Analisis Keuangan: Menyusun proyeksi keuangan dan melakukan evaluasi keuangan.
  8. Analisis Risiko: Mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko yang mungkin terkait dengan proyek.
  9. Analisis Manajemen: Menganalisis kemampuan dan pengalaman tim manajemen.
  10. Analisis Hukum dan Regulasi: Menilai aspek hukum dan regulasi yang berkaitan dengan proyek.
  11. Rekomendasi dan Kesimpulan: Menyusun rekomendasi berdasarkan hasil analisis dan merumuskan kesimpulan.
  12. Ringkasan Eksekutif: Memberikan ringkasan singkat dari seluruh feasibility study.
  13. Dokumentasi dan Presentasi: Menyusun dokumen feasibility study dan menyajikannya dalam bentuk presentasi kepada pemangku kepentingan.

Penting untuk menyesuaikan kerangka berpikir dan metode dengan kebutuhan spesifik proyek atau usaha yang dievaluasi. Hal ini akan memastikan bahwa penyusunan feasibility study dilakukan dengan akurat dan memberikan hasil yang relevan.

Lama Waktu Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) PT Bank DKI

Faktor-faktor yang mempengaruhi lama waktu penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study):

  1. Ukuran dan Kompleksitas Proyek: Proyek yang lebih besar atau lebih kompleks biasanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk analisis dan evaluasi. Sebuah proyek yang melibatkan banyak variabel dan aspek akan membutuhkan waktu lebih lama daripada proyek yang lebih sederhana.
  2. Ketersediaan Data dan Informasi: Ketersediaan data yang diperlukan untuk analisis dapat mempengaruhi waktu pengerjaan. Jika data harus dikumpulkan atau jika informasi yang diperlukan tidak mudah diakses, ini bisa memperpanjang proses.
  3. Keterlibatan Pihak-Pihak Terkait: Keterlibatan dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti tim manajemen, ahli teknis, dan pemangku kepentingan lainnya, dapat memengaruhi kecepatan penyusunan feasibility study. Proses koordinasi yang baik dapat mempercepat pengerjaan.
  4. Kualitas Pekerjaan Tim Penyusun: Kemampuan dan pengalaman tim penyusun studi kelayakan juga memainkan peran penting dalam menentukan seberapa cepat studi kelayakan dapat diselesaikan. Tim yang terampil dan berpengalaman mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih efisien.
  5. Kemampuan Keuangan Perusahaan: Kemampuan finansial perusahaan untuk menyediakan sumber daya, termasuk anggaran dan personel yang diperlukan, dapat memengaruhi tempo pengerjaan. Sumber daya yang memadai dapat mempercepat proses.
  6. Ketepatan Waktu Pengambilan Keputusan: Kecepatan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dan pemangku kepentingan lainnya dapat memengaruhi jalannya proyek. Setiap keterlambatan dalam pengambilan keputusan dapat memperlambat progres.

Secara umum, penyusunan feasibility study dapat memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada faktor-faktor di atas. Dalam beberapa kasus, mungkin juga diperlukan iterasi atau revisi untuk memastikan bahwa feasibility study mencerminkan dengan baik kondisi aktual dan proyeksi ke depan. Penting untuk mengalokasikan waktu yang memadai untuk menyusun feasibility study dengan cermat, karena hasilnya dapat memiliki dampak besar pada keberhasilan proyek di masa depan.

Ingin menggunakan jasa konsultan untuk penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study)?

Silahkan kontak ke nomor +62 822-3333-3724 atau tekan tombol logo WhatsApps untuk mengajukan layanan konsultan.